Dalam mitologi
Hindu, Rahwana dikenal pula dengan sebutan Raavana dan Ravan atau Revana adalah tokoh utama
yang bertentangan terhadap Rama dalam Sastra Hindu, Ramayana. Ia adalah Raja
Alengka, sekaligus Rakshasa atau iblis, ribuan tahun yang lalu. Senjata yang digunakan seperti gada, pedang tombak, panah dan lain-lain.
Rawana dilukiskan
dalam kesenian dengan sepuluh kepala, menunjukkan bahwa ia memiliki pengetahuan
dalam Weda dan sastra.
Karena mempunyai sepuluh kepala ia diberi nama "Dasamukha" (bermuka sepuluh),
"Dasagriva" (berleher
sepuluh) dan "Dasakanta" (berkerongkongan sepuluh). Ia juga memiliki dua puluh tangan
yang menunjukkan kesombongan dan kemauan tak terbatas. Ia juga dikatakan
sebagai ksatria besar.
Rahwana memiliki tiga saudara kandung dan lima saudara tiri
terdiri dari enam saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Saudara-saudara
Rahwana yaitu:
- Kubera, kakak tiri Rahwana, lain ibu namun satu ayah. Raja Alengka sebelum Rahwana. Ia merupakan dewa penjaga arah utara, sekaligus dewa kekayaan.
- Kumbakarna, adik kandung Rahwana. Rakshasa yang tidur selama enam bulan dan bangun selama enam bulan karena anugerah Brahma.
- Wibisana, adik kandung Rahwana. Penasihat di Kerajaan Alengka.
- Kara, adik tiri Rahwana. Raja dan pelindung perbatasan Alengka yang bernama Janasthan atau Yanasthana di Chitrakuta.
- Dusana, adik tiri Rahwana. Patih di Yanasthana.
- Ahirawana, adik tiri Rahwana. Raja di Patala.
- Kumbini, adik tiri Rahwana. Istri rakshasa Madhu, ibu dari Lawanasura.
- Surpanaka, adik kandung Rahwana. Rakshasi yang tinggal di Yanasthana, dilukai oleh Laksmana. Ia mengadu kepada Kara dan Rahwana, dan merupakan biang keladi yang menyebabkan permusuhan antara Rama dan Rahwana.
Ibu Rahwana bernama Kekasi, puteri seorang Raja Detya, bernama Sumali.
Sumali memperoleh anugerah dari Brahma sehingga ia mampu menaklukkan para raja
dunia. Sumali berpesan kepada Kekasi agar ia menikah dengan orang yang istimewa
di dunia. Di antara para resi, Kekasi memilih Wisrawa sebagai pasangannya.
Wisrawa memperingati Kekasi bahwa bercinta di waktu yang tak tepat akan membuat
anak mereka menjadi jahat, Namun Kekasi tetap menerimanya. Akhirnya, lahirlah
Rahwana dengan kepribadian setengah brahmana, setengah rakshasa. Saat lahir,
Rahwana diberi nama “Dasanana” atau “Dasagriwa”, dan konon ia memiliki sepuluh
kepala. Beberapa alasan menjelaskan bahwa sepuluh kepala tersebut adalah
pantulan dari permata pada kalung yang diberikan ayahnya sewaktu lahir, atau
ada yang menjelaskan bahwa sepuluh kepala tersebut adalah simbol bahwa Rahwana
memiliki kekuatan sepuluh tokoh tertentu.
Pada masa mudanya, Rahwana mengadakan tapa memuja Dewa
Brahma selama bertahun-tahun untuk mengajukan permohonan. Brahma pun muncul dan
mempersilakan Rahwana mengajukan permohonan. Mendapat kesempatan tersebut,
Rahwana memohon agar ia hidup abadi, namun permohonan tersebut ditolak oleh
Brahma. Sebagai gantinya, Rahwana memohon agar ia kebal terhadap segala
serangan dan selalu unggul di antara para dewa, makhluk surgawi, rakshasa, detya,
danawa, segala naga dan makhluk buas. Namun karena menganggap remeh manusia, ia
tidak memohon agar unggul terhadap mereka. Mendengar permohonan tersebut,
Brahma mengabulkannya, dan menambahkan kepandaian menggunakan senjata dewa dan
ilmu sihir.
Setelah memperoleh anugerah Brahma, Rahwana mencari
kakeknya, Sumali, dan memintanya kuasa untuk memimpin tentara. Kemudian ia
melancarkan serangannya menuju Alengka. Alengka merupakan kota yang permai,
diciptakan oleh seorang arsitek para dewa bernama Wiswakarma untuk Kubera, Dewa
kekayaan yang adalah kaka tiri Rahwana. Ia menuntut agar seluruh Alengka
menjadi miliknya, dan mengancam akan merebutnya dengan kekerasan. Wisrawa
menasihati Kubera agar memberikannya, sebab sekarang Rahwana tak tertandingi.
Pada masa awal pemerintahannya, Rahwana dipandang
sebagai pemimpin yang sukses dan murah hati. Alengka berkembang di bawah
pemerintahannya. Konon rumah yang paling miskin sekalipun memiliki kendaraan
dari emas dan tidak ada kelaparan di kerajaan tersebut.
Setelah keberhasilannya di Alengka, Rahwana mendatangi
Dewa Siwa di gunung Kailasha. Rahwana mencoba mencabut gunung tersebut dan
memindahkannya sambil main-main. Siwa yang merasa kesal dengan kesombongan
Rahwana, menekan Kailasha dengan jari kakinya, sehingga Rahwana tertindih oleh
gunung itu. Kemudian Gana datang untuk memberitahu Rahwana, pada siapa ia harus
bertobat. Lalu Rahwana menciptakan dan menyanyikan lagu-lagu pujian kepada
Siwa, dan konon ia melakukannya selama bertahun-tahun, sampai Siwa
membebaskannya dari hukuman. Terkesan dengan keberanian dan kesetiaannya, Siwa
memberinya kekuatan tambahan, khususnya pemberian hadiah berupa Chandrahasa
(pedang-bulan), pedang yang tak terkira kuatnya. Selanjutnya Rahwana menjadi
pemuja Siwa seumur hidup. Ia juga terkenal dengan tarian pemujaannya kepada
Siwa yang bernama “Shiva Tandava Stotra”. Semenjak peristiwa tersebut ia
memperoleh nama ‘Rahwana’, yang berarti
“(Ia) Yang raungannya dahsyat”. Konon bumi sempat berguncang saat Rahwana
menangis kesakitan karena ditindih gunung.
Dengan kekuatan yang diperolehnya, Rahwana melakukan
penyerangan untuk menaklukkan ras manusia, makhluk jahat seperti asura,
rakshasa, detya, danawa, dan makhluk surgawi. Setelah menaklukkan Patala (dunia
bawah tanah), ia mengangkat Ahirawan sebagai raja. Rahwana sendiri menguasai
ras asura di tiga dunia. Karena tidak mampu mengalahkan Wangsa Niwatakawaca dan
Kalakeya, ia menjalin persahabatan dengan mereka. Setelah menaklukkan para raja
dunia, ia mengadakan upacara dan dirinya
diangkat sebagai Maharaja.
Selain terkenal sebagai penakluk tiga dunia, Rahwana
juga terkenal akan petualangannya menaklukkan para wanita. Ia memiliki banyak
istri, yang paling terkenal adalah Mandodari, putera Mayasura dengan seorang
bidadari bernama Hema. Ramayana mendeskripsikan bahwa istana Rahwana dipenuhi
oleh para wanita cantik yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Dalam
Ramayana juga dideskripsikan bahwa di Alengka, semua wanita merasa beruntung
apabila menikah dengan Rahwana.
Wanita istimewa pertama adalah Wedawati, seorang pertapa
wanita. Wedawati mengadakan pemujaan ke hadapan Wisnu agar ia diterima menjadi
istrinya. Ketika Rahwana melihat kecantikan Wedawati, hatinya terpikat dan
ingin menikahinya. Ia meminta Wedawati untuk menghentikan pemujaannya dan ia merayu
Wedawati agar bersedia untuk menikahinya. Karena Wedawati menolak, Rahwana
mencoba untuk melarikannya. Kemudian Wedawati bersumpah bahwa ia akan lahir
kembali sebagai penyebab kematian Rahwana. Setelah berkata demikian, Wedawati
membuat api unggun dan menceburkan diri ke dalamnya. Bertahun-tahun kemudian ia
bereinkarnasi sebagai Shinta, yang diculik oleh Rahwana sehingga Rama turun
tangan dan membunuh Rahwana. Inilah penyebab pertempuran antara Rama dan
Rahwana.
Berita penghancuran pos jaga para raksasa di Yanasthana
oleh Rama dan Laksmana, sampai kepada Rahwana. Menteri Rahwana yang bernama
Akampana menyarankan agar Rahwana mau menculik Shinta, Namun niat tersebut
ditolak oleh Marica. Setelah adik perempuan Rahwana yang bernama Surpanaka
mengadu bahwa dua orang kesatria telah melukainya, Rahwana marah besar. Ia
segera menuju ke kediaman Marica untuk meminta bantuan, tanpa mempedulikan
nasihat baik dari Marica.
Sebenarnya pertemuan shinta dan rama diawali saat sang
Prabu, ayah dari shinta mengadakan sayembara untuk mendapatkan sang Pangeran
bagi puteri tercintanya itu. Sayembara tersebut dimenangkan oleh Putera Mahkota
Kerajaan Ayodya, yang bernama Raden Rama Wijaya. Namun sang raja Alengkadiraja
yaitu Rahwana juga sedang kasmaran, namun bukan kepada Dewi Shinta melainkan
kepada Dewi Widowati. Dari penglihatan Rahwana, Shinta dianggap sebagai titisan
(reinkarnasi) Dewi Widowati yang selama ini diimpikannya.
bersambung............
terimakasih artikelnya bagus dan bermanfaat sekali. Visit Us
BalasHapus