Senin, 30 Mei 2011

TRANSFORMASI INDUSTRI (Perkembangan Penelitian Regenerasi dan Transformasi pada Tanaman Kedelai)

Kali ini akan dibahas mengenai transformasi industrI yaitu tranformasi yang terjadi pada tanaman kedelai .

Kedelai merupakan salah satu jenis tanaman yang masih sulit dimanipulasi secara in vitro, karena tanaman ini bersifat rekalsitran. Meskipun telah banyak dilaporkan keberhasilan regenerasi tanaman pada kedelai, ternyata masih sulit diulang oleh peneliti lain (tidak reproducible). Keberhasilan regenerasi tanaman kedelai sangat tergantung pada genotipe yang digunakan (Barwale et al., 1986).

      Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu hambatan besar dalam transformasi kedelai adalah masih rendahnya respon tanaman kedelai pada manipulasi kultur in vitro. Untuk keberhasilan dan efisiensi transformasi, DNA harus diintroduksikan ke dalam sel-sel yang kompeten untuk diregenerasikan menjadi tanaman atau klon-klon sel. Pada beberapa pengalaman, sangat sulit untuk menargetkan DNA ke sel-sel kompeten ini. Ada kejadian DNA berhasil diintroduksikan ke dalam sel-sel yang dapat diregenerasikan menjadi tanaman (regenerable), tetapi fertilitasnya rendah. Untuk itu, pengetahuan tentang sistem regenerasi tanaman kedelai betul-betul harus dikuasai terlebih dahulu sebelum melakukan transformasi kedelai (Finer etal., 1996).
       
      Regenerasi tanaman pada dasarnya mengacu pada teori totipotensi dari Scleiden dan Schwan, di mana dikatakan bahwa setiap sel hidup mempunyai kemampuan untuk bereproduksi, membentuk organ, dan berkembang menjadi individu baru yang sempurna/utuh jika ditumbuhkan pada media dan lingkungan yang sesuai. Teori ini dijadikan dasar dalam memanipulasi sel atau jaringan tanaman menjadi organ atau tanaman utuh secara in vitro. Teknik ini selanjutnya dikenal sebagai kultur sel/jaringan tanaman (Murashige dan Skoog, 1962).

      Bertolak dari hal tersebut pada prinsipnya semua sel tanaman dari mana saja asalnya dan jenis tanaman apa saja dapat ditumbuhkan menjadi tanaman apabila media dan kondisi lingkungan sangat sesuai untuk pertumbuhannya. Namun pada kenyataannya belum semua jenis sel atau tanaman dapat dimanipulasi secara in vitro. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kemampuan daya tumbuh/regenerasi dari masing-masing jenis sel dan genotipe tanaman. Masing-masing jenis sel dan genotipe memiliki respon pertumbuhan in vitro yang berbeda-beda walaupun ditumbuhkan pada media dan kondisi lingkungan tumbuh yang sama. Selain faktor jenis eksplan dan genotip tanaman, regenerasi tanaman juga dipengaruhi oleh komposisi media yang digunakan. Masing-masing jenis eksplan/sel dan genotip tanaman memerlukan komposisi media yang berbeda-beda (Pierik, 1987).

    Media untuk menumbuhkan sel/eksplan tanaman pada dasamya berisi unsur hara makro, mikro, dan gula sebagai sumber karbon. Selain itu, media kultur juga dilengkapi dengan zat besi, vitamin, mineral, dan zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh sangat besar peranannya di dalam mengarahkan pertumbuhan sel tanaman. Kombinasi zat pengatur tumbuh yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan sel yang optimal.




sumber : http://anekaplanta.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar