Jumat, 02 Agustus 2013

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. TELKOM TBK

 Yunita Sari Dwi Asih S.
Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Harga saham merupakan suatu cerminan dari nilai perusahaan. Besar kecilnya harga saham mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham (investor). Semakin baik prestasi yang dimiliki oleh perusahaan, maka semakin banyak pula pemegang saham (investor) yang berminat dengan saham perusahaan tersebut. Informasi mengenai prestasi yang baik dari suatu perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan yang dipublikasikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Assets (ROA), Return ON Equity (ROE), Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap  harga saham pada PT. Telkom Tbk. Pada penelitian ini dilakukan beberapa uji analisis yaitu uji analisis menggunakan program SPSS 17.0.
Bedasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham. Secara parsial, Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap harga saham.

Kata Kunci : Harga Saham, Return On Assets, Return On Equity, Economic Value Added dan Market Value Added.

       I.            PENDAHULUAN
            Pasar modal merupakan sarana alternatif investasi bagi para pemegang saham (investor) selain alternatif yang biasa ditawarkan (menabung di bank, membeli emas, dan lain-lain). Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara pihak pemegang saham (investor) dengan perusahaan atau institusi pemerintah melalui perdagangan instrument jangka panjang. Instrument yang kini banyak diminati yaitu saham. Penanaman modal melalui pembelian saham ini diharapkan dapat menjadi alternatif  penghimpunan dana selain dari sistem perbankan.

            Perkembangan pasar modal berjalan seiring dengan perkembangan perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar didalamnya.  Perkembangan ini tidak lepas dari keputusan pemegang saham (investor) untuk menanamkan modalnya baik membeli, menjual atau mempertahankan saham.


            Sebelum memutuskan untuk melakukan investasi, pemegang saham (investor) memerlukan beberapa informasi penting tentang perusahaan. Hal ini berguna bagi pemegang saham (investor) untuk memprediksi sejauh mana prestasi perusahaan dari saham yang akan dipilih serta keuntungan optimal yang akan diperoleh. Selain itu juga informasi tersebut membantu investor untuk meminimalisir resiko dalam pengambilan keputusan.

            Informasi yang dibutuhkan para pemegang saham (investor) dapat diperoleh melalui penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan. Sesuai dengan keputusan Ketua Bapepam No. Kep. 38/PM/1996 yang mewajibkan para perusahaan untuk menyampaikan laporan tahunan agar terdapat transparasi informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan yang bersangkutan. Dengan begitu, pemegang saham (investor) lebih mudah mendapatkan informasi dan sekaligus mengetahui reputasi dan kinerja perusahaan.

            Untuk mengukur kinerja operasional suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio profitabilitas. Rasio Profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Apakah hasil dari operasional perusahaan yang telah dicapai pada periode ini lebih menguntungkan dari tahun-tahun sebelumnya atau justru mengalami kerugian. Adapun Rasio profitabilitas yang digunakan yaitu Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). Selain rasio profitabilitas, pada penelitian ini digunakan pula Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) sebagai variabel independent. EVA diperkenalkan oleh Stern Stewart & Co (perusahaan keuangan di Amerika). EVA dan MVA merupakan kunci dari penciptaan nilai perusahaan dan didasari pada penelitian yang dilakukan di Amerika serikat dan beberapa negara lain yang telah berhasil menciptakan kekayaan bagi para pemegang saham (Hendrata:2001). 

            Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkatkan. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan (Pakarti dan Anoraga, 2001:60).

            Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terbagi atas banyak sektor dan sub sektor saham. Salah satunya saham yang ditawarkan adalah perusahaan PT. Telkom Tbk. Perusahaan ini bergerak dibidang telekomunikasi. PT. Telkom Tbk merupakan salah satu penyedia jasa informasi dan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta (Wikipedia Indonesia).

            Berdasarkan latar belakang dan uraian singkat diatas penulis tertarik mengambil judul “PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)  DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. TELKOM TBK”.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap harga saham PT. Telkom Tbk baik secara parsial maupun secara simultan.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap harga saham PT. Telkom Tbk baik secara parsial maupun simultan.

    II.            TELAAH PUSTAKA
Harga Saham
Harga dari saham dapat dibedakan menjadi :
1.                  Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham. Harga ini merupakan harga yang ditetapkan pihak emiten untuk menilai lembar saham yang dikeluarkan. Pentingnya harga nominal dikarenakan melalui harga ini dapat ditetapkan deviden minimalnya.

2.                  Harga Perdana
Merupakan harga pada saat saham tersebut tercantum di bursa efek.  Harga perdana ditetapkan oleh pihak emisi dan emiten atau dapat dikatakan harga pasar adalah harga jual dari perjanjian emisi kepada pemegang saham (investor).

3.                  Harga Pasar
Harga jual dari pemegang saham (investor) yang satu dengan pemegang saham (investor) yang lain. Harga ini terbentuk setelah saham tercatat di bursa. Harga ini disebut sebagai harga dipasar sekunder dan merupakan harga yang mewakili harga perusahaan penerbit. Dikatakan demikian karena dalam pasar sekunder, kemungkinan untuk terjadinya negosiasi kecil.

Return On Assets (ROA)
Return On Assets adalah perbandingan laba bersih dengan total aktiva. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (Guinan 2009:307).
Rumus :
Æ  Return On Assets = (laba bersih / total aktiva)  x 100%

Rasio ini menghubungkan laba bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk  menghasilkan keuntungan (Mukhtarudin dan Desmon 2007).

Return On Equity (ROE)
Return On Equity adalah perbandingan laba bersih dengan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono 2001:124).
Rumus :
Æ  Return On Equity = (laba bersih / total equity)  x 100%

ROE menunjukan berapa banyak keuntungan yang dapat dihasilkan perusahaan dengan uang yang diinvestasikan oleh pemegang saham atau dikenal juga sebagai pengembalian atas kekayaan bersih (Guinan 2009:308). Hasil dari rasio ini menggambarkan kemampuan manajemen dalam memanfaatkan investasi para pemegang saham. Perhitungan ini membantu pemegang saham (investor) dalam menentukan profitabilitas selama periode yang dihitung (Guinan 2009:309).
Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added atau EVA merupakan jumlah uang bukan rasio yang diperoleh dengan cara mengurangi beban modal (capital charge) dari laba bersih operasi (Anthony & Vijay:2002). EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan. Metode ini  merupakan tolak ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal (Young &O’Bryne:2001). Dapat dikatakan EVA adalah metode yang mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi Net Operating After Tax (NOPAT) dengan biaya modal yang timbul akibat investasi yang dilakukan.
            Adapun keunggulan dari EVA (Mulia:2002) adalah :
·         Fokus pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi.
·         Memperhatikan harapan para penyandang dana secara adil yang dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar.
·         Digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding.
·         Digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus kepada karyawan terutama divisi yang memberikan nilai tambah lebih.
·         Merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga mudah diaplikasikan dan menjadi salah satu pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

Parameter untuk metode ini ialah jika EVA > 0 (positif) menunjukan bahwa telah terjadi proses nilai tambah ekonomis. Jika EVA = 0 atau menunjukan posisi impas berarti tidak terjadi nilai tambah ekonomis. Jika EVA < 0 (negatif) tidak terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. 
Rumus :
·         Menghitung nilai laba operasi bersih setelah pajak (Net Operating Profit After Tax) atau disebut NOPAT.

NOPAT = laba (rugi) usaha - pajak.

·         Menghitung nilai invested capital

Invested Capital = Total Hutang + Ekuitas – Pinjaman Jangka Pendek

·         Menghitung biaya rata-rata modal rata-rata tertimbang (WACC) yaitu jumlah biaya dari masing-masing sumber modal .

WACC = { D X rd (1 – Tax ) } + ( E x re )

Keterangan :
D = total utang / total utang dan ekuitas
rd = beban bunga / total utang
re = laba bersih / total ekuitas
E = Total ekuitas / total utang dan ekuitas
Tax = beban pajak / laba bersih sebelum pajak

·      Menghitung Capital Charges yaitu aliran kas yang di butuhkan mengganti para investor atas resiko usaha modal yang di tanamkan.

·         Menghitung EVA (Economic Value Added)

 Capital Charges = WACC x Invested
EVA = NOPAT - Capital Charges
Market Value Added (MVA)
Market Value Added ialah pengukuran kinerja operasional perusahan. MVA menurut steward merupakan alat pengukuran kinerja yang tepat untuk menilai sukses tidaknya perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi pemiliknya (dalam Meita:2009). Parameter yang digunakan untuk mengukur Market Value Added adalah jika MVA > 0 (positif) berarti perusahaan berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh pemegang saham (investor). Jika MVA < 0 (negatif) menunjukan bahwa perusahaan tidak berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana (Young dan O’Byrne:2001).

Rumus : 
Æ  Market Value Added  = market value - invested capital

 III.            METODELOGI PENELITIAN
            Dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan penulisan ini, penulis menggunakan internet sebagai media pengumpulan data. Data-data yang diperoleh berupa data sekunder yang antara lain profil perusahaan, laporan keuangan dan harga saham yang didapat melalui website BEI (www.idx.co.id) juga website resmi PT. Telkom Tbk. (www.telkom.co.id).

Adapun hipotesis atas penelitian yang akan dilakukan adalah:
Ho1      : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Return On Assets (ROA) terhadap harga saham.

Ho2      : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Return On Equity (ROE) terhadap harga saham.

Ho3      : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham.  

Ho4      : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Market Value Added (MVA terhadap harga saham.  

HO5        : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) , Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap harga saham secara bersama-sama.

 IV.            HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil regresi linear berganda dengan menggunakan tingkat signifikansi 0.05 menunjukan hasil R square 0,495 yang mengartikan bahwa variable terikat mampu dijelaskan oleh variable bebas sebesar 49,5% dan sisanya dijelaskan oleh factor lain. Dari hasil uji F (anova)  dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak kerana F hitung > dari F table yaitu 8,609 > 2,95 yang artinya variabel bebas (ROA, ROE, EVA dan MVA) berpengaruh simultan terhadap harga saham.

Berdasarkan tabel 4.10, untuk variabel ROA didapatkan nilai B sebesar 11404.491 yang berarti memiliki hubungan searah dengan harga saham. Hasil t hitung dan signifikan diperoleh nilai sebesar 0.881 dan 0,386. Sedangkan nilai t-tabel dengan tingkat signifikan 0,05 dan df = 27 (0,05;27) adalah sebesar 2,052.

Dari hasil tersebut berlaku t-tabel > t-hitung atau Ho diterima dimana 2,052 > 0.881. Dengan membandingkan tingkat signifikan t-hitung dengan tingkat signifikan t-tabel, diperoleh t > 0,05 atau terima Ho yaitu 0.386 > 0.05. Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Return On Assets (ROA) tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham secara parsial. Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian sebelumnya (Sasongko dan Wulandari:2006) dimana penulis menyimpulkan dari hasil penelitiannya bahwa ROA tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham.

Variabel kedua yaitu ROE diperoleh hasil -4618.167 menunjukan hubungan yang tidak searah dengan harga saham. Hasil t-hitung dan signifikan diperoleh nilai sebesar -0.789 dan 0.437 Sedangkan nilai t-tabel dengan tingkat signifikan 0,05 dan df = 27 (0,05;27) adalah sebesar 2,052.

Dari hasil tersebut berlaku t-tabel > t-hitung atau Ho diterima dimana 2,052 > -0.789. Dengan membandingkan tingkat signifikan t-hitung dengan tingkat signifikan t-tabel, diperoleh t > 0,05 atau terima Ho yaitu 0.437 > 0.05. Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Return On Equity (ROE) tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham secara parsial. Hasil ini juga mendukung penelitian sebelumnya (Timbul:2009), (Sasongko dan Wulandari:2006) yang menyatakan ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Variabel berikutnya yaitu EVA. Nilai B dari variabel ini didapat sebesar -390.062 yang artinya memiliki hubungan tidak searah dengan harga saham. Kemudian hasil t-hitung dan signifikan diperoleh nilai sebesar -1.360 dan 0.81. Sedangkan nilai t-tabel dengan tingkat signifikan 0,05 dan df = 27 (0,05;27) adalah sebesar 2,052. 

Dari hasil tersebut berlaku t-tabel > t-hitung atau Ho diterima dimana 2,052 > -1.360. Dengan membandingkan tingkat signifikan t-hitung dengan tingkat signifikan t-tabel, diperoleh t > 0,05 atau terima Ho yaitu 0.81> 0.05. Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Economic Value Added (EVA) tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham secara parsial. Hasil diatas mendukung penelitian sebelumnya (Meita:2009; Sasongko dan Wulandari:2006) dimana variabel EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Variabel terakhir yaitu MVA. Nilai B dari MVA menunjukan angka sebesar 48.947 dimana angka tersebut menggambarkan MVA mempunyai hubungan searah dengan harga saham. Kemudian hasil t-hitung dan signifikan diperoleh nilai sebesar 4.508 dan 0,000. Sedangkan nilai t-tabel dengan tingkat signifikan 0,05 dan df = 27 (0,05;27) adalah sebesar 2,052.

Dari hasil tersebut berlaku t-tabel < t-hitung atau tolak Ho dimana 2,052 < 4.508. Dengan membandingkan tingkat signifikan t-hitung dengan tingkat signifikan t-tabel, diperoleh t < 0,05 atau terima Ho yaitu 0.000 > 0.05. Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap harga saham secara parsial. Hasil diatas mendukung penelitian sebelumnya (Meita:2009).
    V.            KESIMPULAN KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.           Hasil pengujian secara parsial menunjukkan dari keempat variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya Market Value Added (MVA) yang memiliki pengaruh terhadap harga saham PT. Telkom Tbk. Hal tersebut ditunjukan dari hasil signifikasi yang diperoleh sebesar 0,000 yang berada dibawah tingkat signifikan 0,05.
           
2.          Hasil pengujian secara Simultan menunjukan bahwa ROA, ROE, EVA dan MVA memiliki pengaruh terhadap harga saham PT. Telkom Tbk. Hal tersebut ditunjukan berdasarkan hasil dari nilai signifikan sebesar 0.00 atau berada di bawah 0,05
Keterbatasan Penelitian
1.      Penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel bebas yaitu Retun On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MVA) Sehingga variabel bebas dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan 52,7% variabel terikatnya, sisanya dijelaskan oleh variabel lain.

2.      Objek pada penelitian ini terbatas pada 1 perusahaan saja.

3.      Periode waktu yang digunakan hanya tebatas selama 8 tahun yaitu dari periode 2005-2012.

Saran
Berdasarkan dari kesimpulan yang telah diuraikan, maka beberapa saran yang dapat penulis berikan yang sekiranya dapat dijadikan sebagai masukan atau rekomendasi adalah sebagai berikut :
1.                  Bagi perusahaan khususnya mananjemen diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan yang akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan dari pemegang saham (investor). Hal ini dikarenakan MVA sebagai alat ukur penilaian sukses tidaknya perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi pemegang saham berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut.

2.                  Bagi investor  yang hendak menanamkan modalnya alangkah baiknya para pemegang saham (investor) tetap mempertimbangkan ROA, ROE, EVA dan MVA sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Selain kinerja keuangan para investor juga memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga saham, seperti tingkat suku bunga, kebijakan moneter dan fiskal, situasi perekonomian , keadaan politik nasional, dan situasi bisnis internasilonal.

3.                  Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis, disarankan sebaiknya menambah objek penelitian menjadi 2 atau lebih perusahaan  dan menambah penggunaan periode laporan keuangan  sehingga hasil yang didapat akan lebih akurat