Rabu, 20 Juni 2012

RAHWANA (PART II)


Dalam sebuah perjalanan Rama dan Shinta dan disertai Lesmana adiknya, sedang melewati hutan belantara yang dinamakan hutan Dandaka, si raksasa Prabu Rahwana mengintai mereka bertiga, khususnya Shinta. Rahwana ingin menculik Shinta untuk dibawa ke istananya dan dijadikan istri, dengan siasatnya Rahwana mengubah seorang hambanya bernama Marica menjadi seekor kijang kencana. Dengan tujuan memancing Rama pergi memburu kijang ‘jadi-jadian' itu, karena Dewi Shinta menginginkannya. Dan memang benar setelah melihat keelokan kijang tersebut, Shinta meminta Rama untuk menangkapnya. Karena permintaan sang istri tercinta maka Rama berusaha mengejar kijang seorang diri sedang Shinta dan Lesmana menunggui.   
Karena terlalu lama, Shinta yang mulai mencemaskan Rama meminta Lesmana untuk mencarinya. Sebelum meninggalkan Shinta seorang diri, Lesmana tidak lupa membuat perlindungan guna menjaga keselamatan Shinta yaitu dengan membuat lingkaran magis. Dengan lingkaran ini Shinta tidak boleh mengeluarkan sedikitpun anggota badannya agar tetap terjamin keselamatannya, jadi Shinta hanya boleh bergerak-gerak sebatas lingkaran tersebut. Setelah kepergian Lesmana, Rahwana mulai beraksi untuk menculik, namun usahanya gagal karena ada lingkaran magis tersebut. Rahwana mulai cari siasat lagi dengancara menyamar. Ia mengubah diri menjadi seorang brahmana tua dan bertujuan mengambil hati Shinta untuk memberi sedekah. Ternyata siasatnya berhasil dan membuat Shinta mengulurkan tangannya untuk memberi sedekah, secara tidak sadar Shinta telah melanggar ketentuan lingkaran magis yang dibuatkan sang adik. Saat itu juga Rahwana tanpa ingin kehilangan kesempatan ia menangkap tangan dan menarik Shinta keluar dari lingkaran. Shinta pun berhasil diculik dan dibawa pulang ke istananya di Alengka. Saat dalam perjalanan pulang itu terjadi pertempuran dengan seekor burung Garuda yang bernama Jatayu yang hendak menolong Dewi Shinta. Jatayu dapat mengenali Shinta sebagai puteri dari Janaka yang merupakan teman baiknya, namun dalam pertempuan itu Jatayu dapat dikalahkan Rahwana.
Disaat yang sama Rama terus memburu kijang kencana dan akhirnya Rama berhasil memanahnya, namun kijang itu berubah kembali menjadi raksasa. Dalam wujud sebenarnya Marica mengadakan perlawanan pada Rama sehingga terjadilah pertempuran antar keduanya, dan pada akhirnya Rama memenagkan pertemuran itu.. Pada saat yang bersamaan Lesmana berhasil menemukan Rama dan mereka berdua kembali ke tempat semula dimana Shinta ditinggal sendirian, namun sesampainya disana Shinta sudah tidak ada. Mereka berdua berusaha mencarinya dan bertemu Jatayu yang luka parah, Rama mencurigai Jatayu yang menculik dan dengan penuh emosi ia hendak membunuhnya tapi berhasil dicegah oleh Lesmana. Dari keterangan Jatayu mereka mengetahui bahwa yang menculik Shinta adalah Rahwana. Setelah menceritakan semuanya akhirnya si burung garuda ini meninggal.
Mereka berdua memutuskan untuk melakukan perjalanan ke istana Rahwana dan ditengah jalan mereka bertemu dengan seekor kera putih bernama Hanuman yang sedang mencari para satria guna mengalahkan Subali. Subali adalah kakak dari Sugriwa paman dari Hanuman, Sang kakak merebut kekasih adiknya yaitu Dewi Tara. Singkat cerita Rama bersedia membantu mengalahkan Subali, dan akhirnya usaha itu berhasil dengan kembalinya Dewi Tara menjadi istri Sugriwa. Pada kesempatan itu pula Rama menceritakan perjalanannya akan dilanjutkan bersama Lesmana untuk mencari Dewi Shinta sang istri yang diculik Rahwana di istana Alengka. Karena merasa berutang budi pada Rama maka Sugriwa menawarkan bantuannya dalam menemukan kembali Shinta, yaitu dimulai dengan mengutus Hanuman persi ke istana Alengka mencari tahu dimana Rahwana menyembunyikan Shinta dan mengetahui bagaimana kekuatan pasukan Rahwana.
Setibanya di istana Rahwana terjadi peperangan, dimana awalnya pihak Alengka dipimpin oleh Indrajid. Dalam pertempuran ini Indrajid dapat dikalahkan. Alengka terdesak oleh bala tentara Rama, maka Kumbakarna raksasa yang bijaksana diminta oleh Rahwana menjadi senopati perang. Kumbakarna menyanggupi tetapi bukannya untuk membela kakaknya yang angkara murka, namun demi untuk membela bangsa dan negara Alengkadiraja. Dalam pertempuran ini, Kumbakarna dapat dikalahkan dan gugur sebagai pahlawan bangsanya.
Dengan gugurnya sang adik, akhirnya Rahwana menghadapi sendiri Rama. Pada akhir pertempuran ini Rahwana juga dapat dikalahkan seluruh pasukan pimpinan Rama. Rahmana mati kena panah pusaka Rama dan dihimpit gunung Sumawana yang dibawa Hanuman.
Setelah semua pertempuran yang dasyat itu dengan kekalahan dipihak Alengka maka Rama dengan bebas dapat memasuki istana dan mencari sang istri tercinta. Dengan diantar oleh Hanuman menuju ke taman Argasoka menemui Shinta, akan tetapi Rama menolak karena menganggap Shinta telah ternoda selama Shinta berada di kerajaan Alengka. Maka Rama meminta bukti kesuciannya, yaitu dengan melakukan bakar diri. Karena kebenaran kesucian Shinta dan pertolongan Dewa Api, Shinta selamat dari api. Dengan demikian terbuktilah bahwa Shinta masih suci dan akhirnya Rama menerima kembali Shinta dengan perasaan bahagia dan mereka pun kembali ke istana.  

Kisah diatas menggambaran rahwana dari dua sisi dari sudut pandang yang berbeda. Pertama dilihat dari sudut pandang kepemimpinan. Sang Prabu Rahwana dapat memimpin dengan sangat baik rakyat Alengkadiraja. Terbukti dari penggalan cerita diatas bahwa pada masa pemerintahan rahwana tidak ada rakyatnya yang kelaparan. Bahkan rakyat yang paling miskin sekalipun, memiliki kendaraan emas. Rahwana memimpin kerajaannya dengan sukses dan murah hati.
Kedua yaitu dari kisah percintaannya. Rahwana yang merebut shinta karena menganggap shinta sebagai reinkarnasi dari Dewi Widowati. Sekalipun Rahwana mengetahui bahwa shinta adalah istri sah dari Rama, namun ia tetap saja melancarkan niatnya untuk memperistri shinta. Sikap inilah yang membuat gambaran tentang pribadi Rahwana buruk. Meski dalam kepemimpinannya rakyat Alengkadiraja hidup sejahtera, namun karena keegoisannya dan semua cara yang dilakukannya demi mendapatkan hati shinta membuatnya dikenal sebagai tokoh yang jahat.

RAHWANA (PART I)


Dalam mitologi Hindu, Rahwana dikenal pula dengan sebutan Raavana dan Ravan atau Revana adalah tokoh utama yang bertentangan terhadap Rama dalam Sastra Hindu, Ramayana. Ia adalah Raja Alengka, sekaligus Rakshasa atau iblis, ribuan tahun yang lalu. Senjata yang digunakan seperti gada, pedang tombak, panah dan lain-lain. 
Rawana dilukiskan dalam kesenian dengan sepuluh kepala, menunjukkan bahwa ia memiliki pengetahuan dalam Weda dan sastra. Karena mempunyai sepuluh kepala ia diberi nama "Dasamukha" (bermuka sepuluh), "Dasagriva" (berleher sepuluh) dan "Dasakanta" (berkerongkongan sepuluh). Ia juga memiliki dua puluh tangan yang menunjukkan kesombongan dan kemauan tak terbatas. Ia juga dikatakan sebagai ksatria besar.
Rahwana memiliki tiga saudara kandung dan lima saudara tiri terdiri dari enam saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Saudara-saudara Rahwana yaitu:
  • Kubera, kakak tiri Rahwana, lain ibu namun satu ayah. Raja Alengka sebelum Rahwana. Ia merupakan dewa penjaga arah utara, sekaligus dewa kekayaan.


  • Kumbakarna, adik kandung Rahwana. Rakshasa yang tidur selama enam bulan dan bangun selama enam bulan karena anugerah Brahma.


  •  Wibisana, adik kandung Rahwana. Penasihat di Kerajaan Alengka.


  • Kara, adik tiri Rahwana. Raja dan pelindung perbatasan Alengka yang bernama Janasthan atau Yanasthana di Chitrakuta.


  • Dusana, adik tiri Rahwana. Patih di Yanasthana.


  • Ahirawana, adik tiri Rahwana. Raja di Patala.


  • Kumbini, adik tiri Rahwana. Istri rakshasa Madhu, ibu dari Lawanasura.


  • Surpanaka, adik kandung Rahwana. Rakshasi yang tinggal di Yanasthana, dilukai oleh Laksmana. Ia mengadu kepada Kara dan Rahwana, dan merupakan biang keladi yang menyebabkan permusuhan antara Rama dan Rahwana.

Ibu Rahwana bernama Kekasi,  puteri seorang Raja Detya, bernama Sumali. Sumali memperoleh anugerah dari Brahma sehingga ia mampu menaklukkan para raja dunia. Sumali berpesan kepada Kekasi agar ia menikah dengan orang yang istimewa di dunia. Di antara para resi, Kekasi memilih Wisrawa sebagai pasangannya. Wisrawa memperingati Kekasi bahwa bercinta di waktu yang tak tepat akan membuat anak mereka menjadi jahat, Namun Kekasi tetap menerimanya. Akhirnya, lahirlah Rahwana dengan kepribadian setengah brahmana, setengah rakshasa. Saat lahir, Rahwana diberi nama “Dasanana” atau “Dasagriwa”, dan konon ia memiliki sepuluh kepala. Beberapa alasan menjelaskan bahwa sepuluh kepala tersebut adalah pantulan dari permata pada kalung yang diberikan ayahnya sewaktu lahir, atau ada yang menjelaskan bahwa sepuluh kepala tersebut adalah simbol bahwa Rahwana memiliki kekuatan sepuluh tokoh tertentu.
Pada masa mudanya, Rahwana mengadakan tapa memuja Dewa Brahma selama bertahun-tahun untuk mengajukan permohonan. Brahma pun muncul dan mempersilakan Rahwana mengajukan permohonan. Mendapat kesempatan tersebut, Rahwana memohon agar ia hidup abadi, namun permohonan tersebut ditolak oleh Brahma. Sebagai gantinya, Rahwana memohon agar ia kebal terhadap segala serangan dan selalu unggul di antara para dewa, makhluk surgawi, rakshasa, detya, danawa, segala naga dan makhluk buas. Namun karena menganggap remeh manusia, ia tidak memohon agar unggul terhadap mereka. Mendengar permohonan tersebut, Brahma mengabulkannya, dan menambahkan kepandaian menggunakan senjata dewa dan ilmu sihir.
Setelah memperoleh anugerah Brahma, Rahwana mencari kakeknya, Sumali, dan memintanya kuasa untuk memimpin tentara. Kemudian ia melancarkan serangannya menuju Alengka. Alengka merupakan kota yang permai, diciptakan oleh seorang arsitek para dewa bernama Wiswakarma untuk Kubera, Dewa kekayaan yang adalah kaka tiri Rahwana. Ia menuntut agar seluruh Alengka menjadi miliknya, dan mengancam akan merebutnya dengan kekerasan. Wisrawa menasihati Kubera agar memberikannya, sebab sekarang Rahwana tak tertandingi.
Pada masa awal pemerintahannya, Rahwana dipandang sebagai pemimpin yang sukses dan murah hati. Alengka berkembang di bawah pemerintahannya. Konon rumah yang paling miskin sekalipun memiliki kendaraan dari emas dan tidak ada kelaparan di kerajaan tersebut.
Setelah keberhasilannya di Alengka, Rahwana mendatangi Dewa Siwa di gunung Kailasha. Rahwana mencoba mencabut gunung tersebut dan memindahkannya sambil main-main. Siwa yang merasa kesal dengan kesombongan Rahwana, menekan Kailasha dengan jari kakinya, sehingga Rahwana tertindih oleh gunung itu. Kemudian Gana datang untuk memberitahu Rahwana, pada siapa ia harus bertobat. Lalu Rahwana menciptakan dan menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Siwa, dan konon ia melakukannya selama bertahun-tahun, sampai Siwa membebaskannya dari hukuman. Terkesan dengan keberanian dan kesetiaannya, Siwa memberinya kekuatan tambahan, khususnya pemberian hadiah berupa Chandrahasa (pedang-bulan), pedang yang tak terkira kuatnya. Selanjutnya Rahwana menjadi pemuja Siwa seumur hidup. Ia juga terkenal dengan tarian pemujaannya kepada Siwa yang bernama “Shiva Tandava Stotra”. Semenjak peristiwa tersebut ia memperoleh nama ‘Rahwana’,  yang berarti “(Ia) Yang raungannya dahsyat”. Konon bumi sempat berguncang saat Rahwana menangis kesakitan karena ditindih gunung.
Dengan kekuatan yang diperolehnya, Rahwana melakukan penyerangan untuk menaklukkan ras manusia, makhluk jahat seperti asura, rakshasa, detya, danawa, dan makhluk surgawi. Setelah menaklukkan Patala (dunia bawah tanah), ia mengangkat Ahirawan sebagai raja. Rahwana sendiri menguasai ras asura di tiga dunia. Karena tidak mampu mengalahkan Wangsa Niwatakawaca dan Kalakeya, ia menjalin persahabatan dengan mereka. Setelah menaklukkan para raja dunia, ia mengadakan upacara  dan dirinya diangkat sebagai Maharaja.
Selain terkenal sebagai penakluk tiga dunia, Rahwana juga terkenal akan petualangannya menaklukkan para wanita. Ia memiliki banyak istri, yang paling terkenal adalah Mandodari, putera Mayasura dengan seorang bidadari bernama Hema. Ramayana mendeskripsikan bahwa istana Rahwana dipenuhi oleh para wanita cantik yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Dalam Ramayana juga dideskripsikan bahwa di Alengka, semua wanita merasa beruntung apabila menikah dengan Rahwana.
Wanita istimewa pertama adalah Wedawati, seorang pertapa wanita. Wedawati mengadakan pemujaan ke hadapan Wisnu agar ia diterima menjadi istrinya. Ketika Rahwana melihat kecantikan Wedawati, hatinya terpikat dan ingin menikahinya. Ia meminta Wedawati untuk menghentikan pemujaannya dan ia merayu Wedawati agar bersedia untuk menikahinya. Karena Wedawati menolak, Rahwana mencoba untuk melarikannya. Kemudian Wedawati bersumpah bahwa ia akan lahir kembali sebagai penyebab kematian Rahwana. Setelah berkata demikian, Wedawati membuat api unggun dan menceburkan diri ke dalamnya. Bertahun-tahun kemudian ia bereinkarnasi sebagai Shinta, yang diculik oleh Rahwana sehingga Rama turun tangan dan membunuh Rahwana. Inilah penyebab pertempuran antara Rama dan Rahwana.
Berita penghancuran pos jaga para raksasa di Yanasthana oleh Rama dan Laksmana, sampai kepada Rahwana. Menteri Rahwana yang bernama Akampana menyarankan agar Rahwana mau menculik Shinta, Namun niat tersebut ditolak oleh Marica. Setelah adik perempuan Rahwana yang bernama Surpanaka mengadu bahwa dua orang kesatria telah melukainya, Rahwana marah besar. Ia segera menuju ke kediaman Marica untuk meminta bantuan, tanpa mempedulikan nasihat baik dari Marica.
Sebenarnya pertemuan shinta dan rama diawali saat sang Prabu, ayah dari shinta mengadakan sayembara untuk mendapatkan sang Pangeran bagi puteri tercintanya itu. Sayembara tersebut dimenangkan oleh Putera Mahkota Kerajaan Ayodya, yang bernama Raden Rama Wijaya. Namun sang raja Alengkadiraja yaitu Rahwana juga sedang kasmaran, namun bukan kepada Dewi Shinta melainkan kepada Dewi Widowati. Dari penglihatan Rahwana, Shinta dianggap sebagai titisan (reinkarnasi) Dewi Widowati yang selama ini diimpikannya.
bersambung............